SELAMAT DATANG. . . . . . . . .

SALAM KENAL. . . . . . . . .

Cari Blog Ini

Pengikut

Mengenai Saya

Anjir City, Kalimantan Selatan, Indonesia
Senin, 01 Maret 2010

SENI TARI

A. Tari Tradisional

jenis tari ini di bentuk dalam pola-pola tertentu dari adat istiadat, kebiasaan dalam masyarakat. sering berada dalam suatu upacara karena fungsinya. di duga tari-tari ini yang paling tua di kalimantan selatan yaitu :

1. Tari Balian
Gerakan harfiah, ekspresif, tak bervariasi dalam suatu ruang gerak yang sederhana,
tempo yang datar saja, dinamis, komposisi sepontan, namun terasa ma ini bermakna gis dalam suasana sakral, dan tari berlangsung relatif lama.Alat Musik penggiring yang sering digunakan untuk mengeringi tarian ini terdari dari kenong sebagai melodi, gendang sebagai ritme, bernada pantatonik di baringi oleh bunyi Galang Hiyang di tangan penari Balian, terasa harmonis dengan refleksi gerakan tariannya.

2. Tari Ba kanjar
Tari ini tari primitive ekspresif, dilaksanakan dalam upacara yang diikuti oleh pria suku Dayak ( Bukit ) saja. Desain kelompok bundaran menandakan tari ini sebagai tari tradisional. Nampak nilai kesatuan, persatuan dan kegotongroyongan dalam kosentrasi yang sakral.

B. Tari Klasik

1. Tari Baksa Kembang

Gerakan tariannya halus, di iringi irama gemelan, busana gemerlapan. Tari ini memvisualkan seorang putri sedang memetik bunga di taman, di rancang, dan di persembahkan kepada raja, permaisuri ataupun tamu.



2. Tari tirik pandahan
Tari ini adalah tari pergaulan berasal dari kabupaten tapin, konsep awal ger
akan step empat, khas pedalaman, berpadu dengan langkah japin melayu, dengan jiwa etnis banjar.

3. Tari tirik lalan
Gerakan tari ini berpola pada seni Silat Hulu Sungai, pengaruh klasik, karena busana yang gemerlap. Komposisi yang sederhana dan berpasangan pria wanita. Mudah di pelajari, memiliki gerak dinamis dan menarik.

4. Tari kuda gipang
Gerakan tari ini adalah pedalaman berasimilasi dngan gerakan japin, di pengaruhi garis gerak klasik, komposisi pasukan kuda berbaris, dengan iringan gamelan banjar, kurung-kurung dan sarunai. Walaupun kuda gipang berpola pada kesenian jawa, namun bentuknya yang khas banjar bukan lah jawa timuran.

5. Tari sinoman hadrah
Tari sinoman ini seperti tari rudat, namun tari ini berdiri dan berjalan. Penari sinoman memakai bendera warna-warni, kelihatan seperti tari bendera.

6. Tari japin pesisiran
Tari ini bersumber dari kesenian islam. Bertumpu pada gerakan kaki dan desain lantai. Irama pengiring telah terpengaruh Melayu dan lirik lagunya berbahasa daerah.

7. Tari Basisingaan
Bentuknya Darama tari, tetapi sederhana. Ada pengaruh klasik, tetapi konsep pedalaman sangat menonjol.
Tari ini menggambarkan dua ekor singa fantastic, dipelihara oleh sepasang suami isteri, yang menyindir tingkah polah kehidupan manusia.

8. Tari Babujukan
Tari ini ada didalam teater tradisional Mamanda, termasuk rumpun bagandut, tetapi lebih dekat dengan sebuah opera kaya khas banjar.

9. Tari baladon
Tari ini sebagai pembuka teater tradisional Mamanda. Gerakannya mirip dengan babujukan. Bernyanyi, berdialog sambil menari. Liriknya pantun.

10. Tari simbangan baru
Tari yang menggambarkan burung-burung dengan rajanya, berfungsi sebagai tari pertunjukkan , berasal dari Banjarmasin.

SENI TEATER

Seni teater tradisional kalimanatan selatan adalah seni teater yang merupakan bagian dari suatu upacara ritual yang lebih banyak di tujukan kepada hal yang gaib.
Seni teater kalimantan selatan tidak sepenuhnya tradisional, namun juga disebut teater rakyat. dalm hal ini teater tradisional di bagi menjadi dua yaitu : Teater tutur dan Teater non tutur ( Rakyat ).


A. Teater Tutur
Teater tutur adalah teater yang di tuturkan oleh seseorang, seperti bercerita, di mainkan dan ditonton. contoh teater tutur yaitu :

1. Bapandung
Bapandung lahir di Desa Muara Munign kabupaten Tapin. Orang-orang dahulu mengenal bapandung sebagai suatu seni keterampilan bercerita. Orang ini disebut pandung. Pandung bercerita kepada orang yang hadir. Tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita, dimainkan dengan menirukan suara, tingkah laku seseorang, dan sebagainya. Hal ini mengingat kitapda seni Monolog.
2. Dundam
Teater tutur yang di kisahkan oleh pendundam dengan prosa lirik, berpantun-pantun. Lagunya lebih dekat dengan lagu mantra. Cerita adalah tokoh legenda orang Dayak (Bukit) dalam suatu kelompok. Ada hubungan cerita dengan etnis Banjar atau dengan kerajaan Banjar.
Dundam hamper punah ( sejak tahun 1980 tidak pernah lagi di pergelarkan ) karena pencerita harus dalam gelap gulita. Cahaya lampu tidak bisa memaksa ia bercerita. Media untuk bercerita adalah sebuah gendang atau tarbang yang dipukul berirama mengiring lagu pendundam bercerita.
3 Lamut
Teater tutur lamut befungsi sebagai upacara pengobatan anak yang sakit, bisa juga berfungsi sebagai tontonan masyarakat. Pelamutan duduk berila dengan memegang sebuah gendang budar yang dikenal dengan nama tarbang. Pelamut berbaju Taluk balanga ( Koko ) memakai sarung palekat, berkopiah hitam. Penonton duduk santai lesehan.
4.Andi-Andi
Teater andi-andi adalah seseorang berkisah tentang legenda, dongeng dan sebagainya disaat orang brgotong royong, mengetam padi di sawah.
Fungsinya menghibur orang bekerja. Ceritanya dari syair-syair, tutur candi,dan dongengan. Jenis teater ini telah pudar, karena si penutur sudah tiada dan usia uzur.

B. Teater Non Tutur/Drama Rakyat Tradisional

1. Mamanda
Teater rakyat mamanda, tumbuh dan berkembang sejak tahun 1900-an di Desa Periuk, kecamatan Margasari, kabupaten tapin. Cerita permulaan ketika adalah Syair Abdul Malik. Kemudian berkembang kepada legenda rakyat, dongeng 1001 malam dan sebagainya.
Busanya yang khas banjar dan melayu, serta iringan musik yang terdiri dari rebab/biola, Babun/gendang, dan gung menyebabkan teater tradisi ini cepat populer dan berkembang keseluruh Kalimantan selatan.
2. Tantayungan
Teater tantayungan tumbuh di desa haruyan, dan Barikin kabupaten hulu sungai Tengah. Pada mulanya hanyalah perang-perangan antara kelompok pengantin pria dengan kelompok wanita. Kemudian terjadi Cerita yang berasal dari syair maupun legenda “ Orang Bukit “.
Teater ini unik, pemainnya semua memakai tombak sedang pakainnya dari etnis Banjar dengan kida-kida ( penutup dada ). Pengiring teater ini adalah gemelan Banjar bercampur dengan sarunai, sehingga ke danimisan musik menjalin gerakan pemain.
Teater tantayungan ini hampir punah namun masih ada yang memelihara di Desa Barikin.
3. Wayang Gipang / Kuda Gipang Carita
Wayang Gipang disebut juga teater Kuda Gipang Carita / Bakisah ( bhs banjar ), karena semua memakai kuda Gipang dari anyaman bamboo. Cerita bersumber dar Mahabarata dengan episode Kerajaan Suryapringgandani yang dirajai oleh Prabu Kisa dan anak-anaknya Dewi Arimbi, Raden Arimba, Patih Praja Kangkapa, Braja Musti, Braja Langatan dan temtu saja ada kerajaan musuh yakni bernama kerajaan Siring Sagara, Suara Warga dan lain-lain yang dicipta oleh sang pengarang lakon.
Cerita yang sangat populer adalah sekitar perkawinan Dewi Arumbi dengan Arya Bima. Seperti semua teater non tutur (dimainkan orang), arena pentas pada umumnya diatur sesuai serobong dan cirri khas seting adalah sebuah meja, ditafsirkan sebagai lambang Istana, pohon, goa, rumah, hutan dan lain-lain.
4. Wayang Gung
Tempat bermain teater Wayang Gung berbentuk sama dengan teater Mamanda. Cerita diambil pakem Ramayana, sekitar pertarungan Negara Pancawati dengan Alengka Diraja. Negara Pancawati menuntut Negara Alengka, karena Dewi Shinta isteri maharaja Pancawati yang bernama batara Rama diculik oleh Rahwana Dasamuka.
Peperangan terjadi, dan dimenangkan oleh Negara Pancawati dengan tentara keranya dipimpin oleh ksatria hanoman pancasona. Iringan musik teater ini adalah seperangkat gamelan Banjar. Pemain teater Wayang Gung ini semua memakai tutup kepala atau disebut dengan ketopang. Pemain juga memakai baju Mamanda, difungsikan sebagai baju raja-raja dalam Wayang Gung.
Teater Wayang Gung ini tumbuh di Desa Barikin, kabupaten Hulu Sungai Tangah, desa Kayu Bawang kabupaten Hulu Sungai Selatan dan menyabar keseluruh Kalimantan Selatan sekitar tahun 1990-an.
5. Teater japin Carita
Teater Japin Carita menceritakan tentang tingkah polah kehidupan masyarakat disekitarnya, tentang perkawinan, percintaan, kerajaan dan sebagainya. Sebelumnya terjadi bujuk-bujukan dengan stilisasi tari japin, tema ini lambat laun berubah manjadi tarian gembira oleh anak muda.
Ada pula teater japin yang menceritakan pembela kebenaran, seperti dalam dongeng, yakni kasatri yang jujur, berani membela masyarakat. Teater ini tumbuh di Desa Sungai Miai, Kota Banjarmasin tahun 1902.
6. Teater Topeng / Bapantulan
Teater ini tumbuh di Desa Barikin Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan dibina oleh seorang dalang Wayang Kulit Banjar. Semua pemain memakai topeng Banjar. Cerita, ada yang mengambil topeng Panji, ada yang mengambil syair atau pun khusus cerita keluarga Pantul Banjar lambing kerakyatan yang bersikap lugu, pintar dan tak terhindar dari serba kekurangan.
7. Teater Anak Delapan
Asal mula teater tradisi Anak Delapan adalah tarian berbaris-baris delapan orang anak raja-raja pada suatu pesta dalam bentuk tari dan nyanyi. Kemudian dating seorang raja yang mengandalkan keterampilan.
Pada kurun waktu tertentu tarian ini menjelma atau berubah menjadi suatu drama / teater tradisi yang ceritanya Istana Sentris mirip seperti teater Mamanda. Teater ini masih hidup di kabupaten Kotabaru dan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Jumat, 26 Februari 2010

SENI SASTRA

Seni Sastra
Sastra tradisi di sebut juga sastra lisan. sastra lisan dalam bentuk teater tutur banjar, termasuk kesenian yang cukup di gemari oleh masyarakat untuk lebih mengenal sastra tradisi atau lisan banjar ada beberapa sastra tradisi yang kita kenal yaitu :

1. Bapandung
Pandung artinya meniru tingkah laku. Seni Bapandung ini muncul di Margasari, Kabupaten Tapin. Di perkirakan muncul abad ke 19 untuk menghibur masyarakat agraris. Bapandung adalah berkisah, sama dengan maandi-andi di sawah, tetapi tukang Pandung lebih dinamis,karena ia bercerita sambil meragakan apa dan bagaimana tokoh berakting. Secara penyajian, Bapandung adalah monolog tradisi.

2. Madihin
Madihin merupakan pergelaran sastra. Rangkaian syair-syair dan pantung yang menjadi bahan komunikasi dan informasi. Perkataan Madihi berasal dari kata “Madah” Madah artinya berkata-kat. Dari kata tersebut, jelaslah Madihin adalah karya seni budaya Islam dan terpengaruh kasidah Arabi, namun telah tercipta dengan bahasa Banjar. Menurut Seniman Banjar Amir Hasan bondan, seni Madihin sudah ada ketika pemerintahan Penambahan Sultan Adam di Kerajaan Banjar.

3. Basyasyairan
Seni Basyasyairan adalah pengaruh kasidah Arabi. Fungsi Basyasyairan adalah “Bajagaan” (Betunggu) pengantin lajang. Setiap ada malam pengantin lajang, kelompok pemuda dan pemudi berkumpul membaca syair bergantian di rumah pengantin wanita. Syair-syair tersebut sudah berbentuk buku yang berasal dari Sumatera dan Melayu misalnya, Syair Siti Zubaidah, Abdul Muluk, Syair Si Miskin, Syair Brahma Syahdan, dan lain-lain. Syair-syair ini menumbuhkan karya syair dari warga Banjar dengan Bahasa Banjar misalnya Syair Karuang, Syair Kiamat, Syair Carang Kulina dan lain sebagainya.

4. Bapapantunan
Unsur Melayu yang dianut pantun Banjar ternyata bentuk yang bervariasif. Anak-anak bapapantunan, orang desa “Batawak Pantun” (lempar melempat Pantun) dan orang tua bapantunan dalam acara tertentu.

5. Carita Rakyat
Sastar lisan berupa Cerita Rakyat hidup dari mulut ke mulut. Umumnya Cerita Rakyat ini muncul dipedesaan agraris. Ada beberapa buah cerita rakyat seperti : Intingan dan Dayuhan, Sangiang gantung, Ular Dandang, Batu Balah Batu Bangkup, Kisah Batu Banawa, dan lain sebagainya.
Label: Seni Sastra | 0 komentar
01:44 | Diposkan oleh Ihsan & irian | Edit Entri

SENI MUSIK

A. Musik Tradisional

1. Musik Gamelan Banjar
Musik gamelan Banjar ini sebagai musik pengiring tari klasik Banjar yang terdiri dari Babun (gendang), Sarun satu, Sarun dua, Dawu, Kenung, Gung satu, Gung dua dan Kangsi. Selain mengiringi tari klasik banjar, berfungsi juga untuk mengiringi pergelaran Wayang Kulit Banjar, Wayang Gung, Kuda Gipang Carita, Teater Tantayungan dan Basisingaan. Ada kurang lebih 40 lagu gamelan Banjar dapat dimainkan. Misalnya lagu Paparangan, lagu Ayakan, lagu Katawang, wani-Wani dan lain sebagainya.




2. Musik Panting
Musik Panting berasal dari bahasa Banjar yaitu mamanting atau memetik. Karena musik ini dibunyikan dengan cara dipetik. Dahulu Musik Panting ini digunakan untuk mengiringi teater tutur seperti Baandi-andi atau bercerita, yang dimaikan secara tunggal oleh oarng yang bercerita tersebut.
Dalam perkembangannya usik Panting ini dapat pula mengiringi tari-tarian, seperti tari Japin atau tari rakyat lainnya, akhirnya musik Panting ini menjadi Orkes rakyat yang dapat dimainkan secara intrumental maupun mengiringi lagu-lagu daerah Kalimantan Selatan, dan dimasa kini musik Panting digunakan untuk acar perkawinan, hari-hari besar dan menyambut tamu

3. Musik Hilai / Kungkurung
Musik ini terdiri dari 7 batang bambu yang dibuat sedemikian rupa memenjang tinggi menjulang dari dibawah dasar bamboo dibuat alat agar berbunyi. Cara memainkan dihentakkan ketanah atau ada alas keras agar menimbulkan bunyi dan dimainkan oleh 7 orang pemusik.

4. Musik Kintung
Musik Kintung terdiri dari 5 bambu (Bahasa Banjar Paring, Buluh, Bumbung) yang dipotong pendek dandibelah setengah yang menghasilkan / mengeluarkan 5 nada dasar.

5. Musik Bumbung ( Bambu )
Musik bumbung berawal dari “ Bumbung Lamang” ( Beras ketan yang di baker dalam bambu ) yang kemudian di modifikasi di atonik, terdiri dari 7 nada dasar. Populasinya berada di desa barikin, kabupaten Hulu Sungai tengah.

6. Musik suling Bambu
Musik suling ini dimainkan secara improvisasi, terdiri dari piston 2 buah dan pengiring 9 buah suling dan di tambah dengan gendang, tambur, tok-tok dan pengiring lainnya. Musik ini berkembang didesa Batu Mandi kabupaten Balangan.

7. Musik Bamban
Musik bamban disebut karena musik ini lahir didesa bamban, kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kandangan. Sesungguhnya musik ini di sebut musik tambur garanci yaitu musik tiup (Dianotas) yang serupa dengan musik tanjidor (Betawi) berfungsi untuk mengarak pengantin, dan hiburan.

Miring
B.Musik Tunggal

1. Musik Kiriding
Musik kiriding adalah alat musik yang terbuat dari bamboo. Nama Kuriding diberikan oleh penduduk Hulu sungai tengah dan desa harakit kabupaten tapin. Lain lagi dengan penduduk kelurahan ulu Benteng kecamatan bakumpai kabupaten barito kuala menyebutnya guriding.
Alat musik kuriding atau guriding ini adalah alat musik mulut, bahannya dari bamboo, alatnya di tempatkan pada mulut dengan cara seperti aturannya, untuk membunyikan kuriding harus menarik tali tatarikan yang dipegang dengan tangan kanan dan teratur serta ada sentakan, sehingga menggertakan alat getar Kuriding tersebut.

2. musik kalngkupan/salung bamboo
Musik ini dibuat dari bamboo kecil tipis yang separohnya dipangkas memanjang agak meruncing disebut “Paring Tamiang” bentuknya seperti angklung.
Bamboo atau paring ini terdiri dari 5 potongan dan setiap potongan panjangnnya berbeda-beda. Potongan-potongan bamboo itu dirakit dengan tali rotan, sehingga merupakan satu rangkaian tangga nada yang siap dimainkan.

3. Musik sarunai
Musik ini tergolong aerofon atau alat musik tiuo, perkataan Sarunai atau serunai, yang di ambil dari kata surnai bahsa Persia. Surna dalam bahsa arab dan sahnaidari bahsa India. Musik ini terbuat dari Bambu atau kayu seperti suling terompet namun pendek, terdiri empat bagian yaitu mulut, sekat bibir, badan (batang) dan corong yang satu sama lainnya bisa dilepas dan dipasang kembali. Serunai berfungsi sebagai alat musik

SENI RUPA

1. Seni Bangunan
Rumah diam adat Banjar ditemukan izinnya bertahun 1871 sebagai rumah yang tertua dan diketahui taun berdirinya, terdapat di kota Banjarmasin. Pembangunannya didapat dari pemerintah Hindia Belanda dan tipeny ajenis rumah bubungan tinggi. Tahun 1885 diberitakan Sultan Adam memerintahkan memasang ukiran pada rumah banjar di dalam keraton Banjar. Bangunan Mesjid Jami di desa Wasah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, kandangan yang dibangun tahun 1908, pada puncak mesjid diberi tatah ukiran bergaya klasik dan mimbarnya bertatahkan motif-motif gaya lama. Jelaslah bahwa pengaruh gaya klasik bangunan di keraton banjar Martapura saat itu sampai juga kepelosok Kalimantan Selatan.

2. Seni Ukir
Motif-motif ukiran yang dihasilkan zaman Hindu Buddha nampak masih dipelihara, karena dianggap pusaka yang tidak bertentangan dengan aqidah Islam. Nampak sekali kehadiran karya ukir Islam berupa kalimat Syahadat di atas pintu rumah Banjar dan berhiaskan motif tanaman merambat.

3. Seni Lukis
Seni lukis muncul pada pembuatan paying buur-ubur yang dihias oleh stilisasi relief biji-biji tasbih dan arguci yang diperkirakan tahun 1856, bahkan stempel kerajaan Banjar dilukis dengan gaya Arabi. Selanjutnya muncul lukisan di atas kaca berupa kaligrafi yang hingga sekarang maish berkembang di Kalimantan Selatan.

4. Seni Anyaman
Di Kalimantan SElatan pengaruh agama Islam sangat kuat mewarnai perkembangan seni rupa. Seni kerajinan dari rotan berupa tas pakaian , topi, dan tas tangan. Pembuatan kursi tamu bermacam ragam diberi anyaman rotan halus. Anyaman bermula dari desa Margasari, Kabupaten Tapin yang di bawa oleh pedagang dari luar.

5. Sasirangan
Suku Banjar di Kalsel memiliki kain khas yang dipakai dengan nama Sasirangan. Kain ini umunya digunakan sebagai kain adat yang biasa digunakan pada acara-acara adat suku Banjar dan sekarang juga dikalangan anak sekolah dan guru sebagai seragam.
Kata sasirangan berasal dari kata menyirang yang berarti menjelujur, karena dikerjakan dengan cara menjelujur kemudian diikat dengan tali raffia dan selanjutnya dicelup, hingga kini sasirangan masih dibuat secara manual.