SELAMAT DATANG. . . . . . . . .

SALAM KENAL. . . . . . . . .

Cari Blog Ini

Pengikut

Mengenai Saya

Anjir City, Kalimantan Selatan, Indonesia
Senin, 01 Maret 2010

SENI TEATER

Seni teater tradisional kalimanatan selatan adalah seni teater yang merupakan bagian dari suatu upacara ritual yang lebih banyak di tujukan kepada hal yang gaib.
Seni teater kalimantan selatan tidak sepenuhnya tradisional, namun juga disebut teater rakyat. dalm hal ini teater tradisional di bagi menjadi dua yaitu : Teater tutur dan Teater non tutur ( Rakyat ).


A. Teater Tutur
Teater tutur adalah teater yang di tuturkan oleh seseorang, seperti bercerita, di mainkan dan ditonton. contoh teater tutur yaitu :

1. Bapandung
Bapandung lahir di Desa Muara Munign kabupaten Tapin. Orang-orang dahulu mengenal bapandung sebagai suatu seni keterampilan bercerita. Orang ini disebut pandung. Pandung bercerita kepada orang yang hadir. Tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita, dimainkan dengan menirukan suara, tingkah laku seseorang, dan sebagainya. Hal ini mengingat kitapda seni Monolog.
2. Dundam
Teater tutur yang di kisahkan oleh pendundam dengan prosa lirik, berpantun-pantun. Lagunya lebih dekat dengan lagu mantra. Cerita adalah tokoh legenda orang Dayak (Bukit) dalam suatu kelompok. Ada hubungan cerita dengan etnis Banjar atau dengan kerajaan Banjar.
Dundam hamper punah ( sejak tahun 1980 tidak pernah lagi di pergelarkan ) karena pencerita harus dalam gelap gulita. Cahaya lampu tidak bisa memaksa ia bercerita. Media untuk bercerita adalah sebuah gendang atau tarbang yang dipukul berirama mengiring lagu pendundam bercerita.
3 Lamut
Teater tutur lamut befungsi sebagai upacara pengobatan anak yang sakit, bisa juga berfungsi sebagai tontonan masyarakat. Pelamutan duduk berila dengan memegang sebuah gendang budar yang dikenal dengan nama tarbang. Pelamut berbaju Taluk balanga ( Koko ) memakai sarung palekat, berkopiah hitam. Penonton duduk santai lesehan.
4.Andi-Andi
Teater andi-andi adalah seseorang berkisah tentang legenda, dongeng dan sebagainya disaat orang brgotong royong, mengetam padi di sawah.
Fungsinya menghibur orang bekerja. Ceritanya dari syair-syair, tutur candi,dan dongengan. Jenis teater ini telah pudar, karena si penutur sudah tiada dan usia uzur.

B. Teater Non Tutur/Drama Rakyat Tradisional

1. Mamanda
Teater rakyat mamanda, tumbuh dan berkembang sejak tahun 1900-an di Desa Periuk, kecamatan Margasari, kabupaten tapin. Cerita permulaan ketika adalah Syair Abdul Malik. Kemudian berkembang kepada legenda rakyat, dongeng 1001 malam dan sebagainya.
Busanya yang khas banjar dan melayu, serta iringan musik yang terdiri dari rebab/biola, Babun/gendang, dan gung menyebabkan teater tradisi ini cepat populer dan berkembang keseluruh Kalimantan selatan.
2. Tantayungan
Teater tantayungan tumbuh di desa haruyan, dan Barikin kabupaten hulu sungai Tengah. Pada mulanya hanyalah perang-perangan antara kelompok pengantin pria dengan kelompok wanita. Kemudian terjadi Cerita yang berasal dari syair maupun legenda “ Orang Bukit “.
Teater ini unik, pemainnya semua memakai tombak sedang pakainnya dari etnis Banjar dengan kida-kida ( penutup dada ). Pengiring teater ini adalah gemelan Banjar bercampur dengan sarunai, sehingga ke danimisan musik menjalin gerakan pemain.
Teater tantayungan ini hampir punah namun masih ada yang memelihara di Desa Barikin.
3. Wayang Gipang / Kuda Gipang Carita
Wayang Gipang disebut juga teater Kuda Gipang Carita / Bakisah ( bhs banjar ), karena semua memakai kuda Gipang dari anyaman bamboo. Cerita bersumber dar Mahabarata dengan episode Kerajaan Suryapringgandani yang dirajai oleh Prabu Kisa dan anak-anaknya Dewi Arimbi, Raden Arimba, Patih Praja Kangkapa, Braja Musti, Braja Langatan dan temtu saja ada kerajaan musuh yakni bernama kerajaan Siring Sagara, Suara Warga dan lain-lain yang dicipta oleh sang pengarang lakon.
Cerita yang sangat populer adalah sekitar perkawinan Dewi Arumbi dengan Arya Bima. Seperti semua teater non tutur (dimainkan orang), arena pentas pada umumnya diatur sesuai serobong dan cirri khas seting adalah sebuah meja, ditafsirkan sebagai lambang Istana, pohon, goa, rumah, hutan dan lain-lain.
4. Wayang Gung
Tempat bermain teater Wayang Gung berbentuk sama dengan teater Mamanda. Cerita diambil pakem Ramayana, sekitar pertarungan Negara Pancawati dengan Alengka Diraja. Negara Pancawati menuntut Negara Alengka, karena Dewi Shinta isteri maharaja Pancawati yang bernama batara Rama diculik oleh Rahwana Dasamuka.
Peperangan terjadi, dan dimenangkan oleh Negara Pancawati dengan tentara keranya dipimpin oleh ksatria hanoman pancasona. Iringan musik teater ini adalah seperangkat gamelan Banjar. Pemain teater Wayang Gung ini semua memakai tutup kepala atau disebut dengan ketopang. Pemain juga memakai baju Mamanda, difungsikan sebagai baju raja-raja dalam Wayang Gung.
Teater Wayang Gung ini tumbuh di Desa Barikin, kabupaten Hulu Sungai Tangah, desa Kayu Bawang kabupaten Hulu Sungai Selatan dan menyabar keseluruh Kalimantan Selatan sekitar tahun 1990-an.
5. Teater japin Carita
Teater Japin Carita menceritakan tentang tingkah polah kehidupan masyarakat disekitarnya, tentang perkawinan, percintaan, kerajaan dan sebagainya. Sebelumnya terjadi bujuk-bujukan dengan stilisasi tari japin, tema ini lambat laun berubah manjadi tarian gembira oleh anak muda.
Ada pula teater japin yang menceritakan pembela kebenaran, seperti dalam dongeng, yakni kasatri yang jujur, berani membela masyarakat. Teater ini tumbuh di Desa Sungai Miai, Kota Banjarmasin tahun 1902.
6. Teater Topeng / Bapantulan
Teater ini tumbuh di Desa Barikin Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan dibina oleh seorang dalang Wayang Kulit Banjar. Semua pemain memakai topeng Banjar. Cerita, ada yang mengambil topeng Panji, ada yang mengambil syair atau pun khusus cerita keluarga Pantul Banjar lambing kerakyatan yang bersikap lugu, pintar dan tak terhindar dari serba kekurangan.
7. Teater Anak Delapan
Asal mula teater tradisi Anak Delapan adalah tarian berbaris-baris delapan orang anak raja-raja pada suatu pesta dalam bentuk tari dan nyanyi. Kemudian dating seorang raja yang mengandalkan keterampilan.
Pada kurun waktu tertentu tarian ini menjelma atau berubah menjadi suatu drama / teater tradisi yang ceritanya Istana Sentris mirip seperti teater Mamanda. Teater ini masih hidup di kabupaten Kotabaru dan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Umpat baca-baca dangsanaklah. salam kenal dari kami. Lestari budaya

ddhe mengatakan...

contoh teater tutur satu lagi apa?

Unknown mengatakan...

izin copas

Posting Komentar